Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum
Assalamualaikum
- Kita ini manusia biasa. Tidak maksum seperti Nabi.
- Nabi juga pernah buat silap tapi atas sifat kenabiannya, baginda diberi teguran melalui penerimaan wahyu.
- Sebiasa-biasa kita sebagai umat, AlQuran ada menunjuk jalan. Sama ada kita ingat untuk merujuk kitab ajaib itu atau tidak, tepuk dada tanya kehendak hati.
- Kita terbiasa menjalani hidup tanpa sedar yang kita sentiasa dalam perhatian.
- Bila terjatuh bila rasa sakit ramai yang kembali mengingatiNya. Ada juga yang terlupa untuk mengadu padaNya.
- Setiap orang nikmat rezekinya berbeza-beza.
- Saya teringat pada tulisan seorang rakan. Beliau membandingkan dirinya dengan orang terdekat. Saya juga begitu. Orang ada itu kalau boleh kita juga mahu. Tapi ukurlah baju di badan sendiri bukan di badan mannequin.
- Itulah kadang saya ingatkan diri sendiri jangan selalu mendongak langit tapi tunduk ke bumi melihat tanah. Di pijak orang tapi realiti hidup asal kita dari tanah dan kembali kita ke dalam sana.
- Melihat kehidupan orang saya berfikir dalam-dalam jauh-jauh.
- Ada orang hidupnya mewah rumah berjuta kereta juga berjuta silih berganti. Tapi hubungan kekeluargaan jauh terpisah. Lahir dari perut yang sama hisap susu yang sama bila berdepan seolah tiada ikatan. Alangkah ruginya hubungan yang dulu erat semakin jauh terasing.
- Hidup tak selamanya di atas. Di mana pun taraf hidup kita ujian Allah datang dari pelbagai sudut yang kita tidak sedar.
- Beruntunglah bagi mereka yang ditegur Allah dan menyedari untuk kembali ke pangkal agama membaiki iman yang semakin lurut dari tangkai hati.
- Melihat orang di sekeliling hati saya berkata-kata. Kadang saya cemburu melihat anak-anak teman yang semakin membesar. Melihat Imaan yang bersendirian saya jadi sedih. Bahagian saya ditakdirkan begini..
- Saya mohon pada Allah tetapkan iman saya untuk sabar dan redha dengan setiap inci ketentuanNya.
- Sudah 11 bulan berlalu. Terfikir-fikir saya yang jasad Inas hanya tinggal tulang di dalam sana. Hati saya direntap pilu. Saya menarik nafas memotivasikan diri yang Inas sedang bahagia di sana. Sesuatu yang tak terjangkau dek akal saya. Atas kepercayaan beragama, saya yakin Allah ambil dan beri sesuatu tanpa sia-sia.
- Rindu saya pada senyuman Inas Sarah Affendi membuak lagi.
- AllahuAkbar. Aku yakin pada keesaanMu. Aku beriman pada 99 namaMu yang suci.
Comments
Post a Comment